Penerapan Protokol Kesehatan

Protokol Kesehatan di Sekolah saat new normal telah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Kemerdekaan Yang Hakiki

Kepala Sekolah SMP IT Muhammadiyah Bireuen

Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 November 2020

Peringatan Hari Pahlawan Bukan Hanya Ajang Seremonian saja

 

Peringatan Hari Pahlawan Bukan Hanya Ajang Seremonian saja

Hari pahlawan diperingati setiap 10 November. Hal ini dilakukan sesuai dengan dengan ditetapkannya Surat Keputusan Presiden (Keppres) No.316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional oleh Presiden Sukarno. Mulanya, peringatan ini ditetapkan untuk menghormati para pahlawan yang gugur di medan pertempuran yang sangat besar dalam sejarah Indonesia yaitu pada 1945 di Surabaya. Gelar pahlawan ini bukan hanya disematkan untuk mereka yang hanya gugur dalam balutan seragam  prajurit saja, namun juga pada seluruh warga yang menjadi korban dalam pertempuran dashyat tersebut.

Pertempuran ini pecah setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat tentang pegibaran Sang Saka Merah Putih di seluruh Indonesia. Pegibaran ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat Indonesia setelah penantian yang banyak menyita waktu dan korban jiwa. Namun kebahagian yang dirasakan hanya sementara waktu saja. Hal ini terjadi karena pada September tahun yang sama juga, tentara Inggris yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dan tentara  Netherlands Indies Civil Administration (NICA) kembeli memecahkan pertempuran sengit. Sebelumnya mereka bertugas melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka kepada negara asal, serta tugas ini juga diiringi niat mengembalikan Indonesia sebagai jajahan Belanda. 

Baca Juga : Peraturan Baris Berbaris SMPIT Muhammadiyah Bireuen

Seperti bom waktu yang pecah, masyarakat Indonesia dibuat geram dengan tindakan-tindakan ynag dilakukan oleh tentara, apalagi ketika berkibarnya bendera Belanda Di Hotel Yamato pada 18 September 1945. Peristiwa inilah yang memicu kemarahan masyarakat karena Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia sehingga pada esok harinya warna biru pada bendera Belanda disobek sehingga yang berkibar yaitu Bendera Merah Putih. Setelah peristiwa ini, suasana semakin memanas sehingga terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyak dan tentara Inggris. Bentrokan ini memuncak setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris di Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur, dengan tembakan yang di duga dari seorang pemuda Indonesia sebut Ben Anderson, dalam bukunya Revoloesi Pemoeda.

Dengan terjadinya peristiwa ini, membuat komandan tentara suku mengeluarkan titahnya untuk semua laskar harus menyerahkan senjatannya, serta meminta orang yang membunuh Jenderal Mallaby untuk diserahkan. Bukannya patuh dengan perintah, masyarakat Indonesia memilih untuk menolak ultimatum tersebut. Pertempuran antar kedua pihakpun tak bisa dibendung lagi. Ratusan bahkan ribuan warga rela nyawanya melayang demi membela tanah air. Darah yang tumpah tak mereka hiraukan asalkan bumi tempat mereka pertama bernafas tidak menjadi hak milik orang lain. Keyakinan dan tekat kuat mereka yang telah gugur dapat kita rasakan hingga hari ini, negara yang damai, saling toleransi, penuh social, dan keberagaman suku dan budaya. Peringatan Hari Pahlawan sungguh disayangkan jika sebatas ajang seremonian semata tanpa mengaplikasikan teladan yang ditelah torehkan oleh pahlawan-pahlawan kita. 

Baca Juga : Kemerdekaan Yang Hakiki

Setiap tahun kita diingatkan dengan hal yang sama, sedangkan kita lupa bagaimana caranya menghargai perjuangan para pejuang terdahulu. Semua bisa menjadi pahlawan, di era zaman sekarang. Memang kita tidak membutuhkan tumpahan darah untuk memerdekakan negara, namun yang dapat kita lakukan adalah perubahan kecil dari diri sendiri yang akan bermanfaat bagi orang lain. Salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan prestasi dalam kehidupan dengan cara yang adil, jujur dan pantas sesuai kemampuan sehingga bermanfaat pada bidang masing-masing. Dari hal kecil yang dilakukan sejak dini bisa menunjukan jati diri ketika akan turun ke masyarakat dan membangun negeri ini menjadi lebih pesat dan maju serta berkembang mengikuti zaman tanpa menindas suatu kaum atau rakyat. 

Maka dari itu, peringatan Hari Pahlawan sebaiknya menjadi ajang yang sempurna untuk dikenang dan dilaksanakannya kegiatan disetiap daerah yang berbeda. Dengan tujuan yang sama yaitu mengenang jasa pahlawan dan memperkenalkan sejarah terdahulu pada generasi muda.


Nurul Izzati,